Pemerintah Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri mendevelop sejumlah kerajinan pembuatan genteng. Pembibitan sengon serta pembuatan makanan olahan keripik tempe juga menjadi fokus pengembangan usaha di wilayah tersebut.
Camat Girimarto, Suparmo, mengatakan pembuatan genteng sesungguhnya telah lama adanya di Girimarto. Namun, dari ketika dulu usaha tersebut belum dimantapkan secara bersama-sama
Oleh karena itu, dia berusaha mengembangkannya menjadi produk andalan Kecamatan Girimarto.
“Sentra pembuatan genteng adanya di Desa Girimarto,” ucapnya kepada wartawan di Wonogiri, Jumat (6/10/2017).
Dia menambahkan hitungan perajin genting cukup banyak berkisar 400 orang. Genteng-genteng tersebut dijual di sekitar Soloraya serta Jawa Timur
“Dalam sehari, seorang perajin dapat memproduksi ratusan unit genteng. Pemasarannya mencapai beragam daerah, seperti Madiun, Magelang, dan sebagian area di Solo dan sekitarnya,” imbuhnya.
Selain pembuatan genteng, dia menyebut pembibitan sengon serta produksi keripik tempe menjadi usaha yang dimantapkan secara bersama-sama. Sentra pembibitan sengon adanya di Desa Nungkulan.
“Adapun usaha pembibitan tanaman sengon di Desa Nungkulan dilakoni hampir seluruh keluarga. Hampir tiap rumah di desa itu membibitkan sengon,” ujanya.
Usaha pembibitan sengon Desa Nungkulan sesungguhnya sudah dirintis dari ketika 2010 lantas. Usaha itu makin berkembang sehabis didirikannya dua pabrik besar pengolahan kayu di Kabupaten Wonogiri empat tahun lalu.
Selain dijual di wilayah Kabupaten Wonogiri, beberapa bibit sengon juga dipasarkan hingga Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Harga bibit sengon sekarang berkisar Rp 1.000-1.500 per batang sesuai ukuran serta kualitasnya.
Sedangkan usaha keripik tempe berada di Desa Jendi. Olahan makanan gampang itu terus dimantapkan dari ketika dua tahun ini. Mereka juga dibina oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) eks-Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pasarnya sampai ke semua wilayah di Indonesia pasal diangkut oleh para perantau.