Kelurahan Wonoboyo berada di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Kelurahan ini diapit Desa Bulusur di sebelah timur serta Kelurahan Giripurwo di sebelah barat.
Jembatan Pokoh di atas aliran sungai Bengawan Solo secara administratif masuk wilayah Kelurahan Wonoboyo. Nama Kelurahan Wonoboyo berasal dari dua kata, yakni wana yang bermakna hutan serta baya yang bermakna buaya.
Namun sehabis ditelusuri lebih dalam, kata baya dari nama Wonoboyo bukan bermakna buaya melainkan bahaya. Dalam kamus bahasa Sansekerta, kata wana memiliki arti hutan. Sedangkan, kata baya memiliki dua arti yakni buaya serta bahaya. Dalam perihal penamaan kelurahan itu, baya diartikan bahaya sehingga wonoboyo bermakna hutan yang berbahaya.
Hal itu tak lepas dari sejarah tempat tersebut terhadap zaman dulu. Dulu, wilayah yang merupakan cikal bakal Wonoboyo merupakan kawasan yang ditakuti masyarakat sekitar, terutama para pedagang ataupun masyarakat yang ingin datang ke Wonogiri melewati Sungai Bengawan Solo.
“Di sini dulu masih berbentuk hutan belantara. Kawasan ini, dihuni gerombolan begal. Kawasan ini amat ditakuti,” ujar Suyadi, 75, salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Wonoboyoseperti dikutip dari Soloposcom. di rumahnya, Sabtu (7/10/2017).
Menurutnya, para begal itu bertindak layaknya bajak laut yang menusuk perahu para pedagang ataupun penduduk biasa. Mereka merampas barang-barang bernilai yang adanya di perahu tersebut. Bahkan, mereka tak segan-segan menghabisi nyawa para korban.
“Warga yang melalui hutan ini dengan perahu langsung dibegal. pasal berbahayanya kawasan ini setelah itu dikasi nama Wonoboyo,” jelas penduduk RT 002/RW 008 Wonoboyo itu.
Menariknya, walau terhadap zaman dulu Wonoboyo diketahui sebagai kawasan orang jahat serta kejam, kini seakan berbanding terbalik. Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa yang merupakan tempat peristirahatan terakhir para pejuang yang gugur Berposisi di Kelurahan Wonoboyo.